Heboh Bukti Transfer 15 Juta: Dugaan Konspirasi Oknum Wartawan dan Pengusaha Tambang Ilegal Mencuat"

 

Gambar Ilustrasi

JURNALNUSANTARA.ID, BUOL - Dugaan Oknum Wartawan inisial RM, RS dan MN melakukan konspirasi Menghapus berita kasus PETI yang sementara beroperasi di Desa Busak Kecamatan Karamat, dengan imbalan Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah).

Hal ini mencuat setelah berdedar bukti Transfer digrup whastaap wartawan dan media sosial yang di ungga oleh akun facebook Arlan Rahmat Part II dan Jamaludin Butudoka “ada yang main ditambang ilegal busak, oknum wartawan dapa cur gaga” tulis Arlan

Muncullah berbagai spekulasi dari teman-teman wartawan lainya, bahwa itu adalah uang terkait kemitraan dengan pemilik tambang ilegal Desa Busak bersama teman-teman wartawan lainya. Seiring dengan rekaman suara yang telah beredar.

Sementara itu tanpa dihubungi RM langusng hubungi saya lewat chat washstaap meminta kejelasan terkait inisial yang telah beredar di facebook, saya katakan kau RS, MN, tidak merasa puas RM menelpon namun terkendala dengan jarigan.  


 

Sesaat kemudian RS menghubungi saya via telepon wahstaap, mengkalrifikasi terkait dugaan suap 404 (tag dowon) berita dengan harga tawar 15 jt, “RS mengatakan itu bukan uang kemitraan melainkan uang hasil komunikasi yang disambungkan oleh MN terkait berita Desa Pinamula yang saya tayang dan diminta oleh HI di 404 (tag dawon)” jelas RS

Hal yang sama disampaikan oleh MN dan RM bahwa itu adalah uang terkait pembicaraan mereka saat ketemu HI yang meminta beritanya RS di hapus, namun saat itu RS belum mau menghapus beritanya karena RS meminta uang 15 jt untuk dibayarkan ke pusat. di lansir dari ZonaSulteng.com

Saat di wawancarai via WhatsApp oleh media Jurnal Nusantara RS menyampaikan bahwa pembicaraan terkait take down berita adalah hal terpisah dari urusan kemitraan. Menurutnya, jika berita tersebut tidak segera dihapus, maka pihak pengusaha tidak bisa melanjutkan aktivitas tambangnya dan itu bisa berdampak pada kelanjutan kerjasama dengan beberapa wartawan lainnya.

Editor : Syam Manto

Lebih baru Lebih lama