Festival Mongunom Lripu dan Pekan Kebudayaan Daerah Buol Ke-IV Resmi Dibuka: Warisan Leluhur Disatukan dalam Semangat Zaman



JURNALNUSANTARA.ID, BUOL – Suasana penuh kekhidmatan dan semangat budaya membalut halaman Kantor Bupati Buol, Selasa malam. Pemerintah Kabupaten Buol melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan resmi membuka Festival Mongunom Lripu dan Pekan Kebudayaan Daerah Buol Ke-IV, sebuah perhelatan akbar tahunan yang menjadi napas pelestarian budaya Bumi Pogogul.

Dengan tema “Melestarikan Tradisi, Menjaga Kepunahan Budaya”, festival yang akan berlangsung hingga 24 Juni 2025 ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Buol, Dr. Moh. Nasir Dj. Daimaroto, SH., MH.

Dalam sambutannya, Wabup menyampaikan pesan kuat akan pentingnya budaya sebagai pondasi kehidupan bermasyarakat dan pemerintahan. Ia menegaskan bahwa pembangunan di Kabupaten Buol harus senantiasa berlandaskan pada nilai-nilai budaya dan norma adat yang luhur.

“Pemerintahan yang bersih tidak hanya berbicara tentang administrasi, tetapi juga harus menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal. Mongunom Lripu bukan sekadar ritual, tapi representasi dari kearifan Buol yang mengajarkan harmoni, penyembuhan, dan persatuan,” ujar Wabup dengan penuh semangat.

Mongunom Lripu: Jejak Spiritual dan Simbol Pengobatan Negeri

Mongunom Lripu merupakan ritual adat masyarakat Buol yang sarat makna spiritual, mencerminkan upaya penyembuhan negeri secara simbolis dan batiniah. Dalam festival ini, Mongunom Lripu menjadi ruh utama, yang dirangkai dengan berbagai kegiatan budaya, mulai dari lomba seni dan permainan tradisional, gelar kuliner khas daerah, hingga pertunjukan seni kolosal.

Festival ini juga menjadi tindak lanjut nyata dari hasil Rembuk Budaya Buol 2025, yang menghasilkan empat rekomendasi utama:

  • Penguatan kelembagaan adat
  • Pembentukan Dewan Kesenian Buol
  • Pembentukan lembaga peradilan adat
  •  Penguatan bahasa daerah dalam muatan lokal pendidika

 “Festival ini adalah ruang konsolidasi budaya dan identitas. Melalui ini, kita mendorong regenerasi pelaku seni, memperkuat karakter generasi muda, dan memastikan budaya kita tak sekadar dikenang, tapi hidup dan tumbuh bersama perkembangan zaman,” tambah Wabup.

Dari Tradisi ke Pendidikan: Panggung Talenta Muda Buol

Ketua Panitia, Moh. Irsyad, menyampaikan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi panggung seleksi Festival dan Lomba Seni Sastra Siswa Nasional (FLS3N) tingkat kabupaten. Ajang ini diikuti pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK, sebagai bagian dari program Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Kementerian Pendidikan.

“Ini bukan sekadar festival budaya, tetapi juga wahana pengembangan potensi generasi muda, yang menggabungkan kekayaan tradisi dan kreativitas anak bangsa,” ujar Irsyad.

Dihadiri Para Tokoh dan Penjaga Tradisi

Acara pembukaan berlangsung megah dengan kehadiran Raja Buol, Moh. Syafri Turungku, jajaran Forkopimda, pimpinan OPD, tokoh adat dan agama, serta pelaku seni dari berbagai kecamatan. Sanggar seni dan tari menampilkan pertunjukan memukau, menggambarkan keragaman budaya Buol yang luar biasa.

Pemerintah Kabupaten Buol berkomitmen menjadikan festival ini sebagai ruang dialog budaya antar generasi, memperkuat nilai karakter bangsa, serta mendukung program Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah seperti Berani Berkah dan Berani Harmoni.

“Festival ini bukan milik pemerintah semata, tapi milik seluruh masyarakat Buol. Pelestarian budaya adalah tanggung jawab kita bersama untuk anak cucu kelak,” tutup Wabup.

 Sumber : Diskominfo 

Editor : Syam Manto

Lebih baru Lebih lama