Delapan Bulan Menanti: Oknum Pejabat Buol Akhirnya Ditetapkan Sebagai Tersangka Penganiayaan Make-Up Artist

 


JURNALNUSANTARA.ID, BUOL - Setelah delapan bulan menanti keadilan, MF (26), Make-Up Artist asal Buol, akhirnya melihat titik terang dalam kasus kekerasan yang menimpanya. AZ, pejabat aktif di lingkup Pemkab Buol, ditetapkan sebagai tersangka oleh Satreskrim Polres Buol pada Senin 2 Juni 2025, atas dugaan penganiayaan terhadap MF.

Penetapan status tersangka AZ tertuang dalam dokumen resmi bernomor: S.Tap/5-4/92/VI.RES.1.6/2025/Satreskrim Polres Buol Polda Sulteng, menyusul terbitnya SPDP pada (28/5).

Kasus bermula dari insiden pada 6 Oktober 2024, saat MF membatalkan janji merias keluarga AZ karena alasan teknis, dan mengembalikan uang muka sebesar Rp150.000.

Namun keputusan MF ini justru berujung malapetaka. Sekitar pukul 16.00 WITA, dua pria diduga kerabat AZ mendatangi kos MF dan melakukan intimidasi. MF ditampar dan telepon genggamnya disita.

Tak cukup sampai di situ, pukul 23.00 WITA, saat MF datang ke rumah AZ di untuk menyelesaikan persoalan dan mengambil kembali ponselnya yang diambil sebagai jaminan, ia justru menjadi korban pemukulan yang diduga dilakukan langsung oleh AZ bersama sejumlah orang.

Akibatnya, MF mengalami luka, hingga gangguan pernapasan. Korban harus menjalani perawatan medis dan mengalami trauma psikis.

Tekanan pun datang dari berbagai arah, termasuk perundungan di media sosial oleh keluarga AZ yang semakin menghantam kondisi mental MF.

“Sejak kejadian itu, saya cukup trauma dan terpukul, perundungan di medsos ini sampai berimbas di pekerjaan saya,” ujar korban MF kepada media, Rabu (4/6).

Pihak kepolisian menegaskan akan menindaklanjuti perkara ini secara objektif. Kasatreskrim Polres Buol, melalui KBO Reskrim IPDA Jimmy Ronald Adriles Sandil membenarkan penetapan tersangka ini.

“Benar sudah ada penetapan tersangka, ini sementara diproses, siapa pun pelakunya, hukum tetap ditegakkan,” ungkapnya, Kamis (5/6).

Keluarga korban menyuarakan harapan agar kasus ini tidak dibiarkan berlalu tanpa kejelasan hukum.

“Kami hanya ingin keadilan ditegakkan, apalagi terlapor adalah pejabat dan memiliki kekuasaan, sementara kami hanya orang biasa,” tutur pihak keluarga dengan penuh keprihatinan.

Editor : Syam Manto

Lebih baru Lebih lama